Happy from Inside Out bersama Nestle Lactogrow
Anyeong cingudeul..
Aku kembali dengan membawa cerita baru.
beberapa hari yang lalu aku berkesempatan hadir dalam sebuah workshop Parenting nih, disini aku bakal cerita tentang keseruan event dan ilmu apa aja yang aku dapat dalam Workshop Nestle Lactogrow yang kali ini mengangkat tema :
“ GROW HAPPY PARENTING : HAPPY FROM THE INSIDE OUT”
Keren yah temanya!!
Tema happy from the inside out dipilih karena Nestle Lactogrow percaya bahwa anak dapat tumbuh secara optimal dengan dukungan orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi dan membantu mengembangkan kematangan emosi ujar mba Pramudita Sarastri selaku Brand Executive Nestle Lactogrow.
Pada hari Rabu, 21 Agustus 2019 bertempat di Best Western Kindai Hotel Banjarmasin, Workshop ini berlangsung meriah. Dihadiri oleh peserta dari Kalangan Pers dan Blogger, workshop kali ini menghadirkan Dr.dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K) selaku Dokter Spesialis Anak, ada juga Psikolog Elizabeth Santosa , M.Psi, Psi, SFP, ACC serta mba Pramudita Sarastri selaku Brand Excekutive Nestle Lactogrow sebagai pembicara.
Sebelumnya memaparkan materi, aku mau menjawab pertanyaan kemaren yang belum sempat aku jawab mengenai “kamu kan belum menikah, kenapa ikut workshop Parenting?
Belajar parenting sebenarnya tidak ada batasan bahwakamu harus sudah menikah dulu baru boleh belajar. tapi sebenarnya, setiap orang yang akan/sudah menjadi orang tua tentu saja memiliki hak dan keinginan untuk menerapkan pola asuh yang terbaik untuk anak-anaknya kelak. Iyakan??
Pola asuh yang baik tidak didapat dalam satu kali pelajaran, bahkan orang tua yang telah mempunyai banyak anak sekalipun masih harus terus-menerus belajar karena setiap anak memiliki karakter maupun sifat yang berbeda, dan sayangnya, untuk mendapatkan Pola Asuh yang baik itu tidak ada sekolahnya.
Nah, dalam Event Lactogrow kali ini aku berkesempatan untuk bisa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu Parenting yang dapat aku aplikasikan untuk keluargaku kelak.
GROW HAPPY PARENTING : HAPPY FROM THE INSIDE OUT
Membesarkan anak yang bahagia adalah bentuk keberhasilan orang tua dalam hal mengasuh anak, tapi tahukah kamu? Ternyata anak yang bahagia dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia semuanya berawal dari orang tua (keluarga) yang bahagia pula.
Mengapa begitu? Seperti yang sama-sama kita ketahui, orang tua (keluarga) merupakan sumber pengetahuan pertama bagi anak, pembentukan karakter dan proses tumbuh kembang pertama dimulai dari keluarga, banyak hal yang dapat kita lakukan atau ajarkan pada mereka sejak dini mulai dari manajemen diri, memenuhi kebutuhan gizi sampai mengelola kematangan emosi yang dapat menciptakan kebahagiaan.
Anak yang bahagia, anak yang pencernaannya sehat
Apa hubungannya kesehatan pencernaan dengan kebahagiaan?
Dr.dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K) menjelaskan pentingnya pemenuhan gizi untuk optimalisasi pertumbuhan anak.
Lalu, bagaimana jika saluran pencernaan tempat penyerapan gizi tersebut dalam kondisi tidak sehat?
Dalam kondisi ini saluran pencernaan akan mengirim sinyal ke otak yang bisa membuat Mood anak menjadi tidak bahagia dan tentu saja penyerapan gizi tidak dilakukan secara optimal.
inilah mengapa penting bagi kita sebagai orangtua untuk memastikan saluran pencernaan anak dalam kondisi sehat dengan memberikan makanan bergizi seimbang dan mengandung probiotik agar membantu nutrisi diserap dengan baik dalam saluran pencernaan.
Diantara sekian banyak probiotik, Lactobacillus Reuteri merupakan bakteri baik yang telah teruji klinis aman dan bermanfaat bagi tubuh. Dan Nestle lactogrow hadir sebagai susu pertumbuhan yang mengandung Lactobacillus Reuteri, minyak ikan, omega 3 dan 6, 12 vitamin dan 7 mineral yang turut mendukung tumbuh kembang anak.
Ada kabar baik apa hari ini?
Kalimat ini diajukan oleh mba Lizzie saat workshop kemarin. Bingung menjawab pertanyaan ini? Sama.
Tapi mulai sekarang biasakan lah mengucapkan atau menjawab pertanyaan semisal ini ujarnya.
Ada hal menarik ternyata dibalik kalimat ajaib ini, pertanyaan ini aku coba terhadap adikku yang saat ini berusia 6 tahun, hari pertama pertanyaan ini ku ajukan padanya nampak dia kebingungan dengan maksud dari pertanyaanku ini dan menurut pengamatanku iya menangkap pertanyaan ini menjadi “ ada peristiwa apa hari ini yang kamu ingat” sehingga jawaban yang keluar adalah “ kotak pensil ade hari ini tertinggal, ade lupa memasukkan kedalam tas” keluhnya.
Lantas aku menanggapi dengan pertanyaan “ trus ade nulis nya gimana?”
Iya menjawab “ ade bilang ke mama, trus mama belikan pensil baru” ujarnya.
“syukur ada mama yah” ucapku. Lalu sambil mengangguk dia bilang “iya’
Pertanyaan ini kuulangi setiap hari, dan ada banyak hal hal baru yang ternyata bisa dia ceritakan,
Misalnya seperti yang terjadi kemarin sepulang sekolah, tanpa ditanya iya mengatakan “hari ini ada kabar baik, ade bisa pulang duluan karena bisa jawab pertanyaan ibu guru”
Menceritakan hal positif yang dialaminya seperti telah menjadi kebiasaan untuknya, aku menyadari bahwa kalimat ini memancing untuk kita lebih peka terhadap hal-hal positif yang terjadi dikehidupan kita sehari-hari sehingga kita menjadi sosok yang pandai bersyukur.
Mengapa bersyukur sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan?
Banyak orang berpikir mereka tidak bisa bersyukur sampai mereka merasa bahagia, artinya sampai mereka memiliki sesuatu untuk disyukuri. Tapi perhatikan baik-baik yang terjadi malah sebaliknya orang yang bahagia adalah orang yang bersyukur.
Anak yang pintar bersyukur akan menjadi sosok yang optimis, berempati tinggi dan lebih bahagia.
^_^
Dan menjadi sebuah kebahagiaan juga untukku dapat mengikuti Workshop parenting ini,selain mendapat ilmu serta pengetahuan baru aku juga lebih memahami bagaimana kebahagiaan kita sebagai orang tua maupun anak mempunyai peran masing-masing dalam mengoptimalkana tumbuh kembang anak.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan dapat membuka pikiran kita terhadap hal-hal yang saat ini belum kita sadari dan seharusnya kita syukuri.
Warm regards,
Winda
Aku kembali dengan membawa cerita baru.
beberapa hari yang lalu aku berkesempatan hadir dalam sebuah workshop Parenting nih, disini aku bakal cerita tentang keseruan event dan ilmu apa aja yang aku dapat dalam Workshop Nestle Lactogrow yang kali ini mengangkat tema :
“ GROW HAPPY PARENTING : HAPPY FROM THE INSIDE OUT”
Keren yah temanya!!
Tema happy from the inside out dipilih karena Nestle Lactogrow percaya bahwa anak dapat tumbuh secara optimal dengan dukungan orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi dan membantu mengembangkan kematangan emosi ujar mba Pramudita Sarastri selaku Brand Executive Nestle Lactogrow.
Pada hari Rabu, 21 Agustus 2019 bertempat di Best Western Kindai Hotel Banjarmasin, Workshop ini berlangsung meriah. Dihadiri oleh peserta dari Kalangan Pers dan Blogger, workshop kali ini menghadirkan Dr.dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K) selaku Dokter Spesialis Anak, ada juga Psikolog Elizabeth Santosa , M.Psi, Psi, SFP, ACC serta mba Pramudita Sarastri selaku Brand Excekutive Nestle Lactogrow sebagai pembicara.
Sebelumnya memaparkan materi, aku mau menjawab pertanyaan kemaren yang belum sempat aku jawab mengenai “kamu kan belum menikah, kenapa ikut workshop Parenting?
Belajar parenting sebenarnya tidak ada batasan bahwa
Pola asuh yang baik tidak didapat dalam satu kali pelajaran, bahkan orang tua yang telah mempunyai banyak anak sekalipun masih harus terus-menerus belajar karena setiap anak memiliki karakter maupun sifat yang berbeda, dan sayangnya, untuk mendapatkan Pola Asuh yang baik itu tidak ada sekolahnya.
Nah, dalam Event Lactogrow kali ini aku berkesempatan untuk bisa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu Parenting yang dapat aku aplikasikan untuk keluargaku kelak.
GROW HAPPY PARENTING : HAPPY FROM THE INSIDE OUT
Membesarkan anak yang bahagia adalah bentuk keberhasilan orang tua dalam hal mengasuh anak, tapi tahukah kamu? Ternyata anak yang bahagia dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia semuanya berawal dari orang tua (keluarga) yang bahagia pula.
Mengapa begitu? Seperti yang sama-sama kita ketahui, orang tua (keluarga) merupakan sumber pengetahuan pertama bagi anak, pembentukan karakter dan proses tumbuh kembang pertama dimulai dari keluarga, banyak hal yang dapat kita lakukan atau ajarkan pada mereka sejak dini mulai dari manajemen diri, memenuhi kebutuhan gizi sampai mengelola kematangan emosi yang dapat menciptakan kebahagiaan.
“anak belajar dengan kita sebagai teladan dalam hidupnya”
Anak yang bahagia, anak yang pencernaannya sehat
Apa hubungannya kesehatan pencernaan dengan kebahagiaan?
Dr.dr. Ariani Dewi Widodo, Sp. A(K) menjelaskan pentingnya pemenuhan gizi untuk optimalisasi pertumbuhan anak.
Lalu, bagaimana jika saluran pencernaan tempat penyerapan gizi tersebut dalam kondisi tidak sehat?
Dalam kondisi ini saluran pencernaan akan mengirim sinyal ke otak yang bisa membuat Mood anak menjadi tidak bahagia dan tentu saja penyerapan gizi tidak dilakukan secara optimal.
inilah mengapa penting bagi kita sebagai orangtua untuk memastikan saluran pencernaan anak dalam kondisi sehat dengan memberikan makanan bergizi seimbang dan mengandung probiotik agar membantu nutrisi diserap dengan baik dalam saluran pencernaan.
Diantara sekian banyak probiotik, Lactobacillus Reuteri merupakan bakteri baik yang telah teruji klinis aman dan bermanfaat bagi tubuh. Dan Nestle lactogrow hadir sebagai susu pertumbuhan yang mengandung Lactobacillus Reuteri, minyak ikan, omega 3 dan 6, 12 vitamin dan 7 mineral yang turut mendukung tumbuh kembang anak.
Ada kabar baik apa hari ini?
Kalimat ini diajukan oleh mba Lizzie saat workshop kemarin. Bingung menjawab pertanyaan ini? Sama.
Tapi mulai sekarang biasakan lah mengucapkan atau menjawab pertanyaan semisal ini ujarnya.
Ada hal menarik ternyata dibalik kalimat ajaib ini, pertanyaan ini aku coba terhadap adikku yang saat ini berusia 6 tahun, hari pertama pertanyaan ini ku ajukan padanya nampak dia kebingungan dengan maksud dari pertanyaanku ini dan menurut pengamatanku iya menangkap pertanyaan ini menjadi “ ada peristiwa apa hari ini yang kamu ingat” sehingga jawaban yang keluar adalah “ kotak pensil ade hari ini tertinggal, ade lupa memasukkan kedalam tas” keluhnya.
Lantas aku menanggapi dengan pertanyaan “ trus ade nulis nya gimana?”
Iya menjawab “ ade bilang ke mama, trus mama belikan pensil baru” ujarnya.
“syukur ada mama yah” ucapku. Lalu sambil mengangguk dia bilang “iya’
Pertanyaan ini kuulangi setiap hari, dan ada banyak hal hal baru yang ternyata bisa dia ceritakan,
Misalnya seperti yang terjadi kemarin sepulang sekolah, tanpa ditanya iya mengatakan “hari ini ada kabar baik, ade bisa pulang duluan karena bisa jawab pertanyaan ibu guru”
Menceritakan hal positif yang dialaminya seperti telah menjadi kebiasaan untuknya, aku menyadari bahwa kalimat ini memancing untuk kita lebih peka terhadap hal-hal positif yang terjadi dikehidupan kita sehari-hari sehingga kita menjadi sosok yang pandai bersyukur.
“hanya ada dua cara untuk menjalani hidupmu. Yang satu seolah-olah tidak ada yang ajaib. Yang kedua adalah seolah-olah semuanya adalah keajaiban” –albert einstein.
Mengapa bersyukur sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan?
Banyak orang berpikir mereka tidak bisa bersyukur sampai mereka merasa bahagia, artinya sampai mereka memiliki sesuatu untuk disyukuri. Tapi perhatikan baik-baik yang terjadi malah sebaliknya orang yang bahagia adalah orang yang bersyukur.
Anak yang pintar bersyukur akan menjadi sosok yang optimis, berempati tinggi dan lebih bahagia.
^_^
Dan menjadi sebuah kebahagiaan juga untukku dapat mengikuti Workshop parenting ini,selain mendapat ilmu serta pengetahuan baru aku juga lebih memahami bagaimana kebahagiaan kita sebagai orang tua maupun anak mempunyai peran masing-masing dalam mengoptimalkana tumbuh kembang anak.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan dapat membuka pikiran kita terhadap hal-hal yang saat ini belum kita sadari dan seharusnya kita syukuri.
Warm regards,
Winda
Komentar
Posting Komentar